Tangan kecil itu membawa nampan berisi kue, dengan langkah kaki yang penuh semangat ia menjajakan kue-kue itu di sekitar komplek perumahan tempat tinggalnya. Sebenarnya nampan berisi kue itu milik tetangga yang memintanya untuk menjajakan kue itu, ketika kue-kue itu terjual, maka ia akan mendapatkan upah, meskipun terkadang masih ada sisa. Upah yang ia dapatkan itu kemudian dimasukkannya ke dalam celengan bekas kaleng susu, dengan harapan ketika terkumpul ia bisa membeli kamus bahasa Indonesia - Inggris.
Sebenarnya bisa saja ia tinggal merengek pada ibu dan bapaknya untuk dibelikan buku yang ia mau, namun ia merasa kasihan jika harus menyusahkan kedua orangtuanya. Bapaknya hanya pegawai kecil biasa yang gajinya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah dan membayar angsuran rumah bersubsidi, sedangkan ibunya hanyalah ibu rumah tangga biasa. Itu artinya hanya mengandalkan gaji bapak. Ibu berpendidikan rendah, sehingga hanya pekerjaan sebagai asisten rumah tangga yang bisa ibu lakukan, namun karena adikku masih terlalu kecil, akhirnya ibu urungkan niatnya.
Di sela kesibukannya belajar dan berjualan kue sehari-hari, ia masih menyempatkan diri untuk membaca majalah anak yang dibawakan bapak dari rekan kerjanya, kata bapak majalah itu majalah anak dari teman bapak yang anaknya sudah besar dan tidak membutuhkan majalah itu lagi. Meskipun hanya majalah bekas, ia senang sekali, bahkan dari majalah anak itulah yang menumbuhkan kecintaannya pada dunia kepenulisan. Mulai dari mengirimkan karya puisi, hingga berkirim surat untuk sahabat pena.
Perlahan, gadis kecil itu tumbuh dewasa, namun kecintaannya pada dunia penulisan tak pernah sirna. Setelah mendapatkan gelar sarjana, ia akhirnya bekerja di salah satu sekolah swasta yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Sebagai guru honorer.
Namun, takdir berkata lain. Ia dipinang oleh seorang pria yang tidak lain adalah teman semasa kuliah yang pada saat itu sedang bekerja di Jakarta. Gadis itu sempat bingung, namun setelah Salat Istikharah akhirnya ia memutuskan untuk menerima pinangan tersebut dan ikut suami ke Jakarta.
Dunia Berubah 180° Ketika Menjadi Seorang Istri
Gadis yang aku ceritakan itu adalah diriku sendiri. Aku tidak pernah menduga jika akhirnya skenario hidup yang akan aku jalani setelah menikah berubah episode. Aku sempat berpikir jika setelah menikah aku masih tetap bisa menjalani aktivitasku sebagai guru. Namun suami tidak mengizinkan, karena disamping gaji guru honorer yang kecil, ia juga khawatir dengan keselamatanku, karena katanya banyak tindak kriminal di kota yang tidak terduga.
Aku benar-benar merasa bosan karena di rumah seharian berkutat dengan aktivitas itu-itu saja. Mulai dari mencuci, masak, menyapu rumah, menyetrika pakaian. Paling sesekali mengobrol dengan tetangga di waktu sore, itu pun setelah mereka pulang bekerja.
Pernah suatu ketika aku mengintip dari balik gorden, ketika ibu-ibu tetangga depan rumah berangkat bekerja. Mereka menggunakan pakaian dinas, dipadukan dengan tas cantik, sepatu high heels serta riasan yang membuat mereka semakin tampil cantik. Aku mendadak iri, ingin sekali seperti ibu-ibu itu. Namun, mengingat pesan suami, aku akhirnya mengurungkan keinginanku itu.
Beberapa tahun kemudian, tetangga yang mengetahui status ijazah terakhir ku berkata, ‘Nggak sayang sama ijazahnya, Mbak? Udah sekolah tinggi-tinggi tapi di rumah aja menjadi ibu rumah tangga’. Namun, aku hanya melempar senyuman tipis ke arah ibu yang bertanya itu. Untuk menghilangkan rasa bosan karena di rumah saja, suami membelikanku smartphone yang lebih upgrade, karena kebetulan smartphone lamaku spesifikasinya rendah, prosesornya lambat, bahkan RAM pun kecil, sehingga lebih sering digunakan untuk menerima dan melakukan panggilan, bahkan sekadar menyimpan foto ketika sedang jalan-jalan ke taman atau ke mall berdua suami.
Satu Minggu Setelah Hadirnya Smartphone Itu, Hari-hariku Mulai Berubah
Kalau di lagu Pelangi ‘alangkah indahmu’ yang mana merupakan salah satu fenomena alam yang sering muncul setelah hujan, maka hari-hariku pun ikutan indah karena hadirnya smartphone itu. Tahun 2015. Setelah aku mendownload aplikasi Facebook, dan masuk ke akun tersebut, tanpa disangka bagai gayung bersambut, aku yang dulunya memang hobi menulis - seperti menemukan harta karun tersembunyi - dipertemukan oleh grup komunitas kepenulisan oleh salah satu teman yang sefrekuensi.
Dari grup itu, aku banyak belajar tentang dunia kepenulisan, mulai dari menentukan jenis karya apa yang akan aku tulis (fiksi atau non fiksi), gender, outline, diksi dan yang terpenting wajib mempelajari Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang keduanya tidak harus didownload karena bisa diakses melalui web-nya masing-masing.
Demi untuk mengetahui sudah sejauh mana ilmu yang aku serap selama mengikuti grup kepenulisan itu, aku pun memberanikan diri mengikuti lomba menulis - saat itu aku fokus menulis cerita fiksi - dan tentu saja lomba yang aku ikuti itu adalah lomba menulis cerpen. Dua, tiga, hingga entah berapa kali aku mengikuti lomba menulis cerpen belum pernah mengecap kemenangan. Tapi aku tidak menyerah, justru terus berlatih. Hingga suatu ketika aku berhasil menyabet juara lomba menulis cerpen anak, meskipun hanya sebagai pemenang favorit. Dan, alhamdulilah hingga berlanjut menjadi juara lomba menulis puisi.
Dari sanalah aku makin yakin jika setiap orang punya kesempatan untuk memenangkan perlombaan asal berlatih dan pantang menyerah. Ya meskipun banyak kalahnya daripada banyak menangnya. Namun, sejak saat itu aku sudah tidak merasa bosan meskipun hanya di rumah saja. Ya, tapi sesekali di saat weekend bakalan diajak jalan sama suami 😁.
Episode Baru dengan Peluang dan Keadaan yang Baru
Menjelang akhir tahun 2017, melalui grup Facebook kepenulisan itu pula takdir mempertemukan ku dengan kesempatan baru setelah grup Facebook yang sebelumnya aktif menjadi pasif hingga perlahan off selamanya. Sedih? Tentu saja. Sebab grup pertama itulah tempat aku belajar menulis dengan baik, karena tulisan tidak hanya sekadar disetor semata, namun juga mendapat kritik dan saran yang membangun.
Dalam episode perjalanan menulis, aku kemudian diperkenalkan dengan dunia blogging, dari sanalah akses sumber rezeki mulai terbuka satu per satu. Tidak hanya ngeblog yang kemudian aku tekuni, namun juga ke dunia content creator. Dan, ternyata membuatku harus mendownload beberapa aplikasi lainnya, tidak hanya aplikasi untuk memposting video tapi juga aplikasi untuk mengedit video tersebut agar lebih menarik. Bahkan aplikasi lainnya yang mendukung pekerjaanku. Membuat mataku intens menatap ke layar smartphone.
Saking banyaknya aplikasi di smartphone yang aku miliki itu, mendadak loading mulai melambat bahkan mendadak lag hingga akhirnya hang.
Hadiah yang indah itu terkadang bukan berupa bunga, si dia tau inginmu saja itu sudah luar biasa bahagia (elvanasira)
Melihat smartphone yang mulai tampak renta performanya, suami berinisiatif untuk membelikanku Asus E202S. Dan itu, sudah membuat hatiku berbunga-bunga, karena itu artinya suami mendukung penuh dengan rutinitas menulis yang aku tekuni.
Sejak kehadiran Asus E202S, rutinitas menulis menjadi terbantu, bahkan aku hampir sering mengikuti lomba menulis blog meskipun masih kalah. Namun, qadarullah, kemudian semesta berpihak padaku. Aku akhirnya menang menulis blog dalam rangka ‘Hari Ayam Telur Nasional dan Hari Telur Sedunia 2017’ dengan menggaet juara 3 dan berlanjut ke lomba menulis blog lainnya meskipun terkadang menjadi juara favorit. Bahkan, salah satu karyaku pernah difilmkan. Alhamdulillah.
Ketika Memilih Mantap Menjadi Ibu Rumah Tangga, Ku Buktikan dengan Tetap Berdaya meskipun dari Rumah
Mengingat kembali bagaimana perjuangan ku dulu, kata ‘malas’ benar-benar tidak bisa dimaafkan. Maka dari itu, aku sangat memantapkan hati: meskipun hanya di rumah saja, namun bukan berarti aku hanya bersantai ria. Aku harus menjadi versi terbaik dari diriku, apalagi aku dibantu dengan alat teknologi yang serba canggih, tentunya membuka lebar peluang ku untuk bereksplorasi dan meningkatkan produktivitas ku sehari-hari.
Meskipun masih terbilang sedikit, namun aku mulai rutin menabung hasil yang aku dapatkan dari menulis bahkan dari membuat konten foto dan video. Dan itu sudah membuatku sangat bersyukur, karena setidaknya aku bisa membantu perekonomian keluarga. Dan, bahkan beberapa teman ada yang tertarik untuk ngeblog, minta diajarkan bagaimana cara membuat blog dan cara agar bisa menghasilkan dari menulis di blog. Bahkan, ibu-ibu yang pernah mempertanyakan nasib ijazahku diam seribu bahasa, tidak pernah lagi mempertanyakan pertanyaan yang sama.
Cerita Tentang Mata yang Semakin Intens Menatap Layar
Tak bisa dielakkan, semakin ke sini waktuku semakin terserap penuh pada penggunaan laptop. Bahkan setidaknya dalam sehari bisa 5 hingga 7 jam kuhabiskan waktu di depan layar, selain mengikuti workshop secara daring, juga scroll info untuk mencari bahan ide tulisan. Bahkan, di akhir pekan durasinya bisa lebih panjang karena bagiku itu adalah kesempatanku untuk meramu kata dan menyelesaikan pekerjaan menulis yang sempat tertunda.
Awalnya aku merasa biasa-biasa saja ketika harus duduk di depan layar dengan durasi cukup lama. Namun, dari hari ke hari aku mulai merasa ada yang kurang beres, bukan soal leher pegal karena terlalu lama menunduk, tangan dan kaki kesemutan karena posisi yang sama dalam jangka waktu yang cukup lama, namun lebih ke soal mata yang terasa lelah akibat terlalu lama menatap layar laptop. Bahkan pernah sekali, mata terasa perih hingga membuat pandangan mengabur.
Kalian pasti pernah membaca atau mendengar informasi, jika berdasarkan dari hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Essilor America pada tahun 2013 dengan judul Blue Light Hazard: New Knowledge, New Approaches to Maintaining Ocular Health beliau menjabarkan jika gadget seperti PC, laptop bahkan smartphone mengeluarkan blue light atau sinar biru yang paparannya dapat merusak mata. Hal itu dikarenakan sinar biru ini dapat membentuk reaksi partikel oksigen yang ternyata berbahaya. Bahkan, mampu mengganggu proses fotokimia yang terjadi pada retina mata, sehingga kesehatan mata pun jadi menurun. Pantas saja jika sudah terlalu lama menatap layar laptop ataupun smartphone terlalu lama, mata terasa seperti mengabur hingga menimbulkan rasa perih.
Nah, solusi yang aku lakukan selain mengurangi waktu di depan laptop maupun smartphone, aku juga menurunkan kecerahan layar dan mengaktifkan fitur night light, agar mataku lebih nyaman menatap layar laptop. Namun, aku harus lebih bersahabat dengan keadaan yang baru, karena dengan berkurangnya kecerahan layar, membuat warna gambar menjadi terlihat kurang jelas. Bahkan saat night light diaktifkan, layarnya menjadi warna kekuningan. Hal ini tentu saja mengganggu ketika aku membuat infografis yang akan aku gunakan untuk artikelku.
ASUS ZENBOOK S 14 OLED (UX5406SA), LAPTOP PREMIUM YANG HADIR DENGAN LAYAR MEMIKAT, DESAIN INOVATIF DAN FUNGSIONAL
OLED merupakan kependekan dari Organic Light Emitting Diode yang merupakan semikonduktor berbahan dasar lapisan organik yang berfungsi sebagai pemancar cahaya. Dengan ketipisannya yang mencapai 1 milimeter, menjadikan teknologi OLED seperti angin segar bagi teknologi layar laptop, karena layar OLED memiliki berbagai kelebihan. Tak ayal, jika ASUS yang merupakan produsen gadget yang berasal dari Taiwan ini semakin gencar menelurkan laptop berkualitas dengan layar OLED sebagai pilihan.
Sinar biru atau blue light merupakan radiasi yang dipancarkan oleh layar laptop. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Essilor Paris dan Paris Vision menjelaskan jika spektrum sinar biru yang paling berbahaya bagi mata adalah spektrum di angka 415 hingga 455 nanometer. Dan, angka spektrum yang paling merusak mata ada di angka jangkauan 420 hingga 430 nanometer. Untuk mengatasi inilah ASUS OLED ditopang dengan Fitur Aye Care. Sebuah fitur yang mampu mengurangi tingkat paparan sinar radiasi hingga 70%. Itu artinya, dengan kemampuan menggeser spektrum biru berbahaya tersebut, paparan radiasi berkurang, namun kualitas layar dan akurasi warna masih tetap prima.
Fitur Eye Care yang ditawarkan oleh ASUS OLED emang patut diacungi jempol. Selain itu, metode yang digunakan juga sudah mendapatkan Sertifikasi Low Blue Light serta Flicker Free TÜV Rheinland, merupakan perusahaan yang menyediakan layanan pengujian, inspeksi, bahkan sertifikasi global produk dan jasa industri. Bahkan, sebuah fakta menyatakan jika fitur yang menjadi andalan ASUS OLED ini mampu menjaga kesehatan mata hingga 68,10% bagi pengguna laptop yang bekerja selama 10 jam per hari.
ASUS OLED Semakin Gahar dan Powerfull
Mobilitas yang semakin tinggi, nyatanya tidak hanya mengubah cara bagaimana kita beraktivitas namun juga menghadirkan evolusi pada perangkat yang kita gunakan. Jika sebelumnya laptop premium yang dikenalkan sebagai laptop yang powerful dan dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, nyatanya definisi tersebut telah bergeser dari performa ke mobilitas. Tentu saja dikarenakan perkembangan hardware yang sangat pesat, yang memungkinkan laptop powerful kini tampil dengan desain yang tipis, ringan dan juga ringkas, sehingga mudah dibawa ke mana pun.
Itulah yang kemudian direfleksikan oleh Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA), laptop tipis premium pertama yang ditenagai Prosesor Intel® Core™ Ultra (Series 2).
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Prosesor Intel® Core™ Ultra 7 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.
Berangan-angan Punya ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), Laptop yang Makin Meningkatkan Produktivitas
Aku ingin sekali mengupgrade ASUS lamaku ke ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), karena ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini merupakan salah satu laptop AI dengan performa NPU 45+ TOPS, sehingga menjadi laptop impian yang bisa membantuku lebih produktif lagi. Selain harganya yang cukup terjangkau, yakni dikisaran harga Rp26.000.000, namun dibalut dengan berbagai fitur memukau. Lantas, apa saja yang bisa dilakukan jika aku memiliki laptop gahar dan keren ini?
Dengan keunggulan yang dimiliki oleh Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini, yakni adanya prosesor Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V, tentunya aku dapat belajar dan membuat karya melalui laptop dengan durasi yang cukup lama, karena sangat efisien serta baterai berkapasitas besar 72Whrs. Dalam pengujian nyata menggunakan software benchmark UL Procyon Battery Test, ASUS Zenbook S 14 OLED telah terbukti dapat bertahan lebih dari hingga 18 jam saat digunakan untuk bekerja (seperti misalnya saat membuka aplikasi office). Sementara ketika laptop dalam mode idle, mampu bertahan lebih dari 23 jam.
Bahkan, dengan prosesor Intel® Core™ Ultra dan NPU hingga 47 TOPS, laptop ini mampu menangani aplikasi berbasis AI tidak hanya secara cepat namun juga efisien, karena didukung oleh RAM LPDDR5X hingga 32GB dan SSD PCIe 4.0 membuat kinerja optimal. Selain itu, tombol Copilot yang terintegrasi pada keyboard juga mempermudah akses ke asisten Windows AI, sehingga membantu ku dalam menyelesaikan berbagai tugas dengan lebih praktis dan efisien. Selain itu, Zenbook S14 OLED ini menggunakan desain system-on-chip (SoC) yang memungkinkan motherboard 27% lebih kecil dibandingkan laptop konvensional yang dapat meningkatkan efisiensi pendinginan serta stabilitas performa, sehingga laptop tetap optimal meskipun sedang menjalankan aplikasi berat.
Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) juga menjadi pilihan yang tepat bagi para desain grafis, karena laptop ini hadir dengan teknologi layar dan audio canggih yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman visual dan audio kelas premium. Layar sentuh (touchscreen) berteknologi ASUS Lumina OLED 3K 120Hz pada Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini menawarkan resolusi tinggi 2880x1800 pixel yang memastikan detail gambar tajam dan jernih.
Hadir dengan color gamut 100% DCI-P3, layar ini mampu mereproduksi warna dengan akurat, didukung sertifikasi Pantone® Validated dan DisplayHDR™ True Black 500 untuk kontras dan kedalaman warna hitam yang optimal. Pantone adalah sebuah perusahaan pewarnaan yang berlokasi di Amerika Serikat. Sementara warna Pantone itu sendiri merupakan sistem pewarnaan yang memungkinkan adanya reproduksi warna yang akurat. Jadi, dengan memiliki sertifikasi Pantone® Validated dan DisplayHDR™ True Black 500 itu artinya layar laptop dibuat dengan teknologi yang canggih dan berkualitas.
Tampil dengan desain ringan, tipis dan ringkas membuat laptop ini mudah dibawa kemanapun, termasuk bagi yang memiliki mobilitas yang tinggi. Apalagi, Laptop ini menggunakan material eksklusif Ceraluminum™, yang sengaja dirancang untuk memberikan ketahanan sekaligus tampilan elegan. Material tersebut dikembangkan selama empat tahun, dengan penyempurnaan pada warna, tekstur, dan kekuatan. Hasilnya adalah laptop ultra-tipis dengan ketebalan hanya 1,1 cm, menjadikannya perangkat ideal bagi pengguna modern yang membutuhkan perangkat portabel serta tangguh. Laptop ini hadir dengan dua pilihan warna alami, yakni Zumaia Gray dan Scandinavian White. Kedua warna ini memberikan sentuhan minimalis namun tetap elegan, sehingga menjadikannya pilihan ideal bagi yang mencari laptop premium dengan desain sederhana namun fungsional.
Terkadang, saat mengetik artikel di laptop, aku lebih enjoy dengan mendengarkan musik. Nah, Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini telah ditenagai empat speaker yang tersertifikasi Harman Kardon dan didukung Dolby Atmos®, sehingga meskipun laptop ini ramping namun dapat menghadirkan suara yang kaya dan mendalam, itu karena ASUS berhasil mengoptimalkan sistem audio agar mampu menghasilkan suara dengan kualitas premium, memberikan pengalaman mendengarkan yang imersif dan cocok untuk menikmati musik maupun film favorit.
Ada Asa di Balik Usaha
Aku selalu percaya, jika hari esok akan lebih baik dari hari kemarin maupun hari ini. Meskipun aku hanya seorang ibu rumah tangga, namun bukan berarti aku tidak bisa berkarya dan berdaya. Bukan saatnya untuk bermalas-malasan lagi, terlebih sekarang ada buah hati yang ingin aku berikan kehidupan dan pendidikan yang lebih baik dariku. Bersama Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) dengan segudang kelebihan yang dimilikinya, aku yakin dapat mewujudkan impian dan harapanku. Dan semoga aku bisa memberikan karya yang bermanfaat, tidak hanya bagi diriku, namun juga keluarga dan orang lain.
Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan oleh Travelerien.