Pertengahan bulan Mei 2023. Pagi, setelah merayakan ulang tahun yang ke-2 anakku, Saya dan suami mengajaknya bertamasya ke pantai panjang Bengkulu. Sembari menikmati aroma laut sepanjang sisi jalan, kami pun bernyanyi bersama lagu Tempayan Sukma ciptaan Boerhan Wahid (alm):
Pantai lautan tempayan Sukma
Pantai nang elok tempek tamasya
Sejak dahulu pantai Bengkulu
Di Hari Minggu orang ke situ
Dari tengah ke tepi
Ombak datang memutih
Di pantai derai bederai
Pantai panjang dahulu kalo
Gading Cempaka kini namonyo
~~~
Bukan sekali dua kali Saya dan suami mengunjungi pantai, namun untuk anak kami baru dua kali ini kami mengajaknya ke pantai. Anak senang, orang tua pun ikut senang. Tidak lama kemudian beberapa pengunjung lain pun datang dan mulai mengisi Gazebo yang masih kosong. Tak lama anakku bermain di depan Gazebo yang kami tempati, kemudian anak lainnya mendekat dan mereka pun ikut bermain. Melihat itu, terlintas di benak "akankah anak-anak itu masih dapat merasakan keindahan alam dan sejuknya udara bersih tanpa polusi?", jawabnya bisa saja, asal #BersamaBergerakBerdaya dalam menjaga lingkungan hidup.
Fakta dan Kondisi Terkini Lingkungan di Indonesia
Belakangan ini cuaca terasa begitu panas, hal itu tentunya merupakan efek dari perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini. Mengutip dari Investmentweek (liputan6.com) pada Sabtu tanggal 22 April 2023 adaptasi iklim menjadi kebutuhan mendesak dari sudut pandang sosial dan ekonomi akan tetapi masih belum mendapat cukup perhatian ataupun pembiayaan. Perlu diketahui, jika perubahan iklim dampaknya sangat lamban dan kronis namun bersifat pasti dan permanen. Sehingga sulit untuk dibayangkan seperti apa masa depan bumi ini, apalagi jika tidak ada upaya sungguh-sungguh dalam mengerem laju perubahan iklim. Berdasarkan yang dikutip dari website WALHI, salah satu efek perubahan iklim yang sangat mengkhawatirkan ialah kejadian gelombang panas ekstrim dalam beberapa bulan terakhir, bahkan disebagian besar wilayah Eropa dan Amerika mengalami kebakaran hingga ratusan titik.
Perlu diketahui pula, sejak Revolusi industri pertama manusia telah menghasilkan lebih dari 2.000 gigaton emisi karbon dioksida di atmosfer hingga membentuk selubung seperti rumah kaca yang menahan panas keluar dari bumi. Fenomena inilah yang disebut fenomena efek rumah kaca yang menjadi penyebab pemanasan global. Apabila tidak ada perubahan serius dalam menanganinya, maka intensitas gelombang panas, meningkatnya permukaan air laut hingga pencemaran udara dan dampak perubahan iklim lainnya akan semakin membahayakan.
Ada beberapa dampak emisi karbon yang dapat terjadi, diantaranya:
1. Dampak terhadap kesehatan, dapat memicu penyakit yang berhubungan dengan virus, bakteri, bahkan parasit. Sebab, mikroorganisme tersebut tumbuh subur akibat meningkatnya suhu bumi.
2. Dampak terhadap lingkungan, dapat menimbulkan anomali cuaca/cuaca ekstrem, meningkatnya suhu bumi, meningkatnya permukaan laut, risiko kebakaran hutan, hingga mencairnya es di kutub.
3. Dampak terhadap ekonomi, dapat berdampak pada hasil sektor pertanian, kelautan hingga pariwisata.
Untuk meminimalisir dampak emisi karbon yang terjadi, tentu saja kita dapat melakukan beberapa hal berikut:
- Menanam Pohon dan Tanaman Hijau lainnya
- Efisien Menggunakan Transportasi
- Efisien Menggunakan Energi di Rumah
Upaya Bergerak dan Berdaya dalam Menjaga Lingkungan Hidup
Melihat di tempat wisata cukup banyak berserakan sampah, mulai dari botol plastik, kresek, hingga sedotan saat bertamasya beberapa hari lalu, Saya pun tergerak untuk mengambil sedotan bekas yang berserakan lalu mengubahnya menjadi sebuah pajangan dinding. Namun, yang kemudian terlintas di benak, jika hanya Saya seorang diri melakukan hal demikian, tentu saja dalam hal meminimalisir sampah dan menjaga agar lokasi wisata tetap terjaga kebersihannya tentu tidak efisien. Maka dari itu, dibutuhkan kesadaran bersama dalam hal menjaga kebersihan lingkungan, tidak hanya lingkungan di sekitar tempat tinggal namun juga lingkungan objek wisata.
Jika Saya memiliki kesempatan untuk membuat kebijakan dalam hal menjaga lingkungan, yang pertama ingin Saya lakukan adalah mengajak tiap sekolah untuk memasukkan kegiatan menanam pohon dan membersihkan lingkungan sekolah, lokasi wisata, jalan raya hingga perumahan penduduk menjadi kegiatan ekstrakurikuler, yang mana anak-anak tidak hanya diminta untuk menanam satu pohon, namun mengajak mereka mengelola sampah menjadi sebuah kerajinan tangan.
Yuk, #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku sebab tanpa kerjasama, semua bukanlah apa-apa.
Itulah #BersamaBergerakBerdaya versiku, Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)