“Sebagian besar warga di Desa Semedo mengandalkan hidup dari bertani dan menyadap nira dari pohon kelapa. Namun, meskipun begitu, kehidupan masyarakatnya masih jauh dari kata sejahtera, disebabkan harga jual nira mentah yang rendah bahkan ketidakstabilan penghasilan menjadi tantangan besar bagi para petani setempat,” ~ Akhmad Sobirin ~
Sebagai pria kelahiran Desa Semedo, Akhmad Sobirin tentu tidak ingin tinggal diam, ia memiliki tekad untuk dapat memajukan perekonomian masyarakat di desanya. Dengan segala daya dan upaya, bahkan ia rela meninggalkan Jakarta—yang menjadi tempat impian setiap orang—untuk kembali ke desanya demi mencari peluang untuk dapat meningkatkan kesejahteraan kampung halaman.
Awal Mula Tercetus Ide Membuat Gula Semut
Berawal saat Akhmad Sobirin membaca sebuah artikel jika gula semut diminati pasar ekspor dan bernilai jual tinggi, dan ia pun meyakini jika itu adalah sebuah peluang dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan orang di kampung halamannya yang mayoritas menyadap dan mengolah gula kelapa. Akhmad Sobirin pun memulai kreativitasnya dengan mengubah pembuatan gula merah cetak menjadi gula semut yang digemari di pasar ekspor.
Gula semut, produk lokal dari Jawa Tengah yang telah menjadi salah satu komoditas yang semakin diminati baik di pasar nasional maupun internasional. Gula semut memiliki potensi besar sebagai pemanis alami yang tidak hanya sehat, tetapi juga ramah lingkungan. Meningkatnya permintaan terhadap produk-produk alami dan organik membuka peluang emas bagi petani gula semut di Jawa Tengah untuk menjadikan produk mereka sebagai komoditas ekspor yang bernilai tinggi.
Pemberdayaan petani gula semut menjadi kunci utama dalam mewujudkan potensi ini. Melalui program pelatihan dan pendampingan, para petani dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan tentang standar mutu dan proses produksi yang sesuai dengan permintaan pasar internasional. Dukungan teknologi, mulai dari teknik penyadapan nira yang higienis hingga proses pengeringan yang modern, semakin meningkatkan kualitas gula semut, sehingga memenuhi standar ekspor yang ketat.
Selain itu, penguatan kelembagaan dan kerja sama dengan koperasi lokal juga menjadi elemen penting dalam strategi pemberdayaan ini. Melalui koperasi, para petani dapat bergabung untuk meningkatkan kapasitas produksi, melakukan kontrol kualitas bersama, dan memperluas akses ke pasar internasional. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi produsen, tetapi juga pelaku aktif yang memiliki kontrol lebih besar terhadap rantai pasok, mulai dari produksi hingga distribusi.
Dengan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, pemberdayaan gula semut di Jawa Tengah diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani lokal dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian desa. Upaya ini juga mendukung visi besar Indonesia untuk menjadi negara produsen produk organik berkualitas di pasar global, sekaligus memperkenalkan kekayaan cita rasa lokal kepada dunia.
Berkat usaha dan kreativitas Akhmad Sobirin dalam mengubah produksi gula merah cetak menjadi gula semut inilah akhirnya mampu meningkatkan harga jual menjadi Rp20.000 per kilogram bahkan kini pun juga dijual secara online, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani penderes gula.
Perjalanan Gula Semut Menuju Pasar Internasional
Tidak ada kesuksesan tanpa tantangan, hal itulah yang dihadapi oleh Akhmad Sobirin saat berupaya membawa gula semut dari desa menuju pasar yang lebih luas bahkan hingga ke mancanegara. Dengan optimis, ia pun mulai menerapkan standar produksi yang ketat yang dimulai dari proses penyadapan, pengolahan, hingga proses pengemasan, demi untuk memastikan kualitas gula yang memenuhi syarat pasar internasional.
Untuk meningkatkan pemahaman mengenai persyaratan ekspor dan menemukan jaring pasar yang lebih luas, Akhmad Sobirin pun rajin mengikuti berbagai pelatihan dan pameran produk lokal hingga akhirnya gula semut berhasil menembus pasar internasional. Produk gula semut Desa Semedo pun telah diekspor ke berbagai negara di Asia dan Eropa yang sangat menghargai produk-produk organik alami seperti gula semut. Berkat ide kreatif dan kegigihannya, Akhmad Sobirin mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards pada tahun 2016 dengan kategori individu di bidang kewirausahaan dengan topik Pemberdaya Gula Semut.
Referensi
https://astramagz.astra.co.id/data/edisi_10_2020/index.html#p=196
https://youtu.be/PVumQGvobXc?si=qAfiduIXDGWFKxxT
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)