Satu per satu peserta datang dengan penuh antusias — ada yang menggunakan kursi roda, tongkat, dan sebagian lainnya berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Namun semua hadir dengan semangat yang sama, semangat untuk belajar, beradaptasi, dan menembus batas melalui dunia digital.
Hari itu, aku berkesempatan menjadi fasilitator dalam kegiatan Pelatihan Literasi Digital dan Kewirausahaan, sebuah program yang merupakan bagian dari CSR XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya. Kegiatan ini diselenggarakan oleh XLSMART dengan dukungan berbagai mitra kolaborasi, yaitu DT Peduli, Komunitas Bloggercrony Indonesia (BCC), Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Bengkulu, dan Komunitas KitaSama. Berlangsung pada 7 Oktober 2025, dan tentunya menjadi momentum penting bagi teman Disabilitas di Bengkulu untuk memperkuat literasi digital.
Sebagai fasilitator, aku menyambut mereka dengan senyum dan harapan besar. Ada rasa haru yang sulit dijelaskan ketika melihat bagaimana teman-teman disabilitas ini datang jauh-jauh untuk mengikuti kegiatan yang diharapkan dapat membuka jalan baru dalam hidup mereka. Pelatihan ini memang bukan sembarang pelatihan — melainkan ruang bagi setiap peserta untuk menemukan potensi dan percaya bahwa keterbatasan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan baru.
Ruang pertemuan di Hotel Mercure Bengkulu pagi itu terasa hangat dan penuh semangat. Suara tawa, sapaan ramah, dan percakapan bersahabat memenuhi udara. Tampak peserta dengan raut wajah antusias — beberapa menyiapkan catatan, sebagian lainnya sibuk berkenalan dengan rekan di sebelahnya. Suasana itu menggambarkan semangat kebersamaan yang luar biasa dalam sebuah kegiatan yang tak sekadar pelatihan, melainkan perwujudan nyata inklusi digital di Indonesia.
Sebanyak 25 peserta hadir dalam pelatihan ini, terdiri dari 12 teman daksa dan 13 teman tuli yang berdomisili di Bengkulu. Sebagai fasilitator, tugasku memastikan peserta bisa mengikuti setiap sesi dengan nyaman dan interaktif. Aku belajar banyak hal hari itu — tentang kesabaran, komunikasi yang empatik, serta betapa pentingnya menciptakan ruang yang benar-benar inklusif. Setiap senyum, setiap anggukan kepala, setiap keberanian untuk mencoba hal baru adalah pelajaran berharga yang tak akan aku lupakan.
Kolaborasi yang Menguatkan Semangat Inklusi
Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Semua berdiri tegak (terkecuali peserta yang tidak memungkinkan untuk berdiri dipersilakan duduk saja), beberapa peserta tuli menyanyikannya dengan bahasa isyarat, mengikuti irama dengan penuh penghayatan. Sungguh pemandangan yang menyentuh hati — seolah menyatukan semua yang hadir dalam rasa cinta yang sama terhadap tanah air, tanpa sekat dan tanpa perbedaan.
Setelah itu, Pak Ustadz Mulyadi dari Darut Tauhid (DT) Peduli memimpin doa pembuka. Suasana hening. Hanya terdengar lantunan doa yang lirih namun kuat maknanya, memohon agar kegiatan hari itu membawa manfaat bagi semua.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Pak Dede Sugih Hartono, selaku Head of Program DT Peduli, yang menekankan pentingnya literasi digital dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat disabilitas. Beliau menyampaikan, "teknologi adalah jembatan, bukan batas. Melalui pelatihan seperti ini, kita membuka peluang baru agar teman-teman disabilitas bisa berkarya".
Sambutan berikutnya dari Ibu Desy Sari Dewi, selaku Group Head XLSMART West Region, yang memberikan pesan inspiratif tentang makna inklusi dan kepedulian sosial. XLSMART percaya bahwa setiap individu berhak untuk berkembang, termasuk teman-teman disabilitas.
Selanjutnya, penyerahan simbolis Gerakan Donasi Kuota (GDK) dilakukan oleh Ibu Desy kepada Ibu Hj. Hetty Hartaty, M.Pd, selaku Ketua Yayasan Dharma Bhakti Kesejahteraan Sosial. Penyerahan itu menjadi simbol kepedulian nyata terhadap akses digital bagi pendidikan dan pemberdayaan sosial di Bengkulu.
Pada kesempatan lain, Ibu Astri Mertiana, perwakilan dari Corporate Communication XLSMART, menyampaikan bahwa komitmen perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosial tidak hanya berhenti pada kegiatan donasi, tetapi juga harus menghadirkan program yang memiliki dampak nyata bagi masyarakat.
Kolaborasi antara sektor swasta, lembaga sosial, dan komunitas menjadi bukti bahwa pemberdayaan disabilitas bukan hanya tugas satu pihak, melainkan tanggung jawab bersama.
Belajar Produksi Konten AI Bersama Mildaini
Sesi pelatihan menjadi semakin menarik ketika Mildaini, seorang penulis dan praktisi digital asal Bengkulu, hadir sebagai narasumber. Dengan gaya penyampaian yang sederhana namun penuh semangat, beliau membagikan materi tentang produksi konten berbasis Artificial Intelligence (AI) Gemini untuk mendukung kewirausahaan digital yang ramah disabilitas.
Para peserta tampak sangat antusias. Dengan bantuan Juru Bahasa Isyarat (JBI) dan pendamping dari komunitas KitaSama, setiap peserta bisa mengikuti materi dengan mudah. Mildaini mengajarkan bagaimana teknologi AI dapat membantu menciptakan konten promosi, desain, dan ide bisnis hanya dengan beberapa langkah sederhana.
Ada momen yang sangat mengharukan ketika salah satu peserta tuli berhasil membuat desain promosi produk hasil karyanya sendiri. Ia memperlihatkannya kepada teman di sebelahnya dengan wajah berseri-seri. Melihat itu, aku terharu — bukan karena teknologinya yang canggih, tapi karena rasa percaya diri yang tumbuh dari hasil karyanya sendiri.
Pelatihan ini bukan sekadar tentang cara menggunakan alat digital, melainkan tentang bagaimana teknologi dapat mengubah cara seseorang memandang dirinya dan potensinya.
Lebih dari Sekadar Pelatihan
Menjadi bagian dari pelatihan ini memberiku pengalaman yang sangat berharga. Aku sangat berterima kasih kepada Kak Wawa selaku Founder Komunitas Bloggercrony yang telah memberikan kesempatan ini. Aku belajar bahwa inklusi tidak hanya berarti memberi kesempatan, tetapi juga memastikan setiap orang merasa memiliki tempat untuk berkontribusi.
Dari setiap interaksi, aku melihat semangat pantang menyerah yang luar biasa. Meski dengan keterbatasan fisik atau pendengaran, para peserta menunjukkan bahwa semangat belajar tidak mengenal hambatan. Mereka ingin maju, beradaptasi, dan menjadi bagian dari dunia digital yang terus berkembang.
Pelatihan Literasi Digital dan Kewirausahaan ini menjadi bukti nyata bahwa ketika berbagai pihak bersatu dalam semangat kebaikan, maka perubahan nyata dapat terjadi.
XLSMART bersama mitra-mitranya tidak hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga menyalakan kembali keyakinan bahwa setiap individu — tanpa terkecuali — memiliki potensi untuk berdaya.
Dari Bengkulu, semangat itu kini menyebar. Semangat untuk belajar, untuk tumbuh, dan untuk tidak menyerah menghadapi keterbatasan. Karena sejatinya, disabilitas bukan berarti ketidakmampuan. Ia hanyalah cara berbeda dalam menempuh jalan menuju keberhasilan.
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)