Kegiatan di Seni Tani (Dokumen Seni Tani) |
Tengah kota, tentunya yang terbayang di kepala kita adalah sebuah tempat yang dipadati pemukiman, jalan hingga gedung dan minim penghijauan atau lahan pertanian. Padahal, lahan pertanian merupakan bagian dari ketahanan pangan dan mestinya di setiap kawasan harusnya ada, terlebih lagi kota yang selalu mengandalkan bahan pangan dari luar. Beberapa masyarakat kota menganggap, lahan pertanian adalah lahan yang mestinya cukup luas untuk bercocok tanam, dan lahan yang dimaksud adalah di desa. Padahal, di tengah kota pun juga bisa mengadakan lahan pertanian dengan mengelola lahan tidur. Faktanya, tidak banyak orang yang tergerak dan tahu bagaimana cara menghidupkan kembali lahan tidur tersebut.
Di Bandung misalnya, terdapat lahan tidur yang kemudian dimanfaatkan oleh sekelompok pemuda di Kota Bandung yakni Vania Febriyantie, Anggietta Kustina, Fathan Abdillah, Rd. Galih Raditya, dan Mentari Alwasilah, sehingga lahan tersebut menjadi kitchen garden.
Kegiatan bersama anak-anak (Dokumen Seni Tani) |
Lahan Tidur dan Penyebab Terjadinya.
Menurut Wikipedia, lahan tidur adalah lahan pertanian yang sudah tidak digunakan selama lebih dari dua tahun, dan merupakan sebuah bagian dari sistem peladangan berpindah di mana petani membuka hutan, menanamnya selama beberapa musim tanam, dan meninggalkannya untuk membuka lahan baru. Lahan tidur sering kali berupa lahan yang kritis serta miskin nutrisi sehingga sulit untuk ditanami oleh tanaman penghasil pangan maupun tanaman pertanian lain yang cepat menghasilkan. Hal seperti ini pernah kami alami, saat mengelola lahan salah satu tetangga yang pemilik lahan itu seorang nenek yang sudah ditinggal mati suaminya, anak sulungnya bekerja di salah satu kantor swasta di luar kota dan anak keduanya seorang ASN yang juga tidak sempat untuk mengelola lahan tersebut. Tanaman yang kami tanam saat itu ubi jalar, saat panen tiba hasilnya sedikit mengecewakan karena umbi yang dihasilkan sedikit dan terdapat ulat pada bagian dalamnya.
- Kurangnya zat organik. Kurangnya zat organik pada lahan dapat membuat produktivitas tanah menurun, sehingga lahan pun akhirnya ditinggalkan oleh si pemilik lahan atau pun yang menumpang pada lahan tersebut.
- Petani sudah tidak menganggap pertanian menguntungkan. Apabila petani menganggap pertanian sudah tidak menguntungkan, maka ia akan beralih dan meninggalkan lahan tersebut.
- Keterbatasan Modal. Banyak petani yang tidak memiliki akses ke dana yang diperlukan untuk mengolah lahan, membeli benih, atau melakukan pemeliharaan.
- Perubahan Iklim. Kondisi cuaca yang ekstrem, seperti banjir atau kekeringan, dapat menyebabkan lahan tidak produktif.
- Kualitas Tanah yang Buruk. Degradasi tanah, termasuk pencemaran dan penurunan kesuburan, menjadikan lahan tidak layak untuk ditanami.
Memahami penyebab lahan tidur sangat penting untuk merumuskan solusi yang efektif dalam mengoptimalkan penggunaan lahan.
Seni Tani, Solusi Lahan Tidur.
Dokumen Seni Tani |
Entah berapa banyak lahan tidur yang ada di kota kita masing-masing, termasuk di kawasan Arcamanik, kelurahan Sukamiskin, Bandung-Jawa Barat. Perlu diketahui, jika masyarakat perkotaan membutuhkan bahan pangan yang cukup banyak namun mesti didatangkan dari luar kota. Mengetahui hal itulah yang menggerakkan hati Vania Febriyantie membentuk Seni Tani yang dihadirkan untuk menjadi bagian dari solusi atas berbagai macam permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya.
Ada tiga aspek yang diperjuangkan dalam Seni Tani, yakni lingkungan, sosial dan ekonomi.
- Lingkungan. Seni Tani mengubah lahan tidur di kawasan lahan SUTT Arcamanik. Di lahan tersebut diterapkan urban farming dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam (SDA) sekitar menjadi kebun pangan melalui pertanian organik.
- Sosial. Seni Tani tidak hanya melibatkan pemuda setempat namun juga komunitas, untuk mendapatkan nature healing melalui kebun komunal, selain itu Seni Tani juga memberikan pelatihan urban farming dan menyediakan akses pangan lokal.
- Ekonomi. Para petani muda di Seni Tani diberdayakan dan akan mendapatkan kepastian pendapatan dari hasil penjualan, tentunya dengan pendekatan community supported Agriculture (CSA) atau Tani Sauyunan. Tani Sauyunan merupakan sebuah sistem yang bertujuan untuk mendekatkan antara petani dengan masyarakat.
Berkat kegigihannya, Vania Febriyantie akhirnya memperoleh penghargaan sebagai Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 dengan Kategori Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19. Semoga menginspirasi kita semua untuk dapat menyulap lahan tidur menjadi lahan yang lebih produktif.
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)