"Jangan murung, banyak berdoa supaya semua lancar!" Kalimat yang entah berapa banyak Ibu ucapkan saat melihatku duduk sendiri di pojok kamar tidur, dengan mata berkaca-kaca.
Bayangkan! Rencana pernikahan yang hanya sekejap, melalui perantara handphone, dengan posisi dan jarak berjauhan. Keluarganya di Kerinci, Aku dan keluargaku di Bengkulu, sedangkan Abang Heri di Jakarta. Di Jakarta, ia sedang merantau, bekerja di salah satu Bank Jakarta. Belum genap empat bulan. "Mana mungkin bisa mendapatkan surat cuti, jika kerja saja baru tiga bulan lebih!" Pikirku, yang menambah kekalutan.
Bayangkan pula! Apa kata tetangga, kata keluarga, jika rencana pernikahan itu tidak terlaksana. Celakalah, karena Aku pasti dianggap mengada-ada, dianggap gadis tua yang sudah tak waras (karena usiaku saat itu 26 tahun). Karena tidak ada keramaian terjadi di rumah, seperti lamaran yang kebanyakan dilakukan oleh pasangan calon pengantin pria. Tidak! Semua hening-hening saja. Dan Saya paham, karena Kerinci Bengkulu jarak tempuh yang begitu jauh, 11-12 jam perjalanan. Sehingga prosesi itu pun terjadi begitu saja, melalui smartphone. Alhamdulillah, kedua belah pihak merestui.
Kesepakatan Awal yang Berubah
Minggu pagi, 22 September 2014. Abang Heri menelpon, menunggu jawaban atas pertanyaannya mengenai soal pernikahan, tentu saja jawaban yang ditunggu-tunggu setelah tiga hari Aku meminta tenggang waktu untuk memberi jawaban.
"Bagaimana, Dik? Apa jawaban atas pertanyaan Abang?" Tagihnya setelah sebelumnya mengucap salam dan berbasa-basi menangakan kabar.
Melalui tiga hari dengan pikir dan hati yang tenang, serta bermunajat meminta petunjuk-Nya, dengan kemantapan Aku pun menjawabnya, IYA. "Ya, Aku terima lamaran abang!"
Kedua belah pihak sudah saling sepakat, dalam waktu dekat tepatnya setelah Hari Raya pernikahan akan dilangsungkan. Setidaknya ada beberapa minggu untuk mempersiapkan semuanya, mulai dari pelaminan, cetak undangan, dan persiapan-persiapan penting lainnya. Namun, berselang beberapa jam kemudian, kesepakatan awal itu berubah. Bukan dibatalkan atau bahkan dimundurkan, akan tetapi keluarganya meminta untuk dimajukan lebih awal, sebelum bulan puasa.
"Lebih cepat, lebih baik!"
Akhirnya, keputusan final pernikahan dilangsungkan beberapa hari sebelum bulan puasa. Dan, itu berarti empat hari lagi setelah keputusan disepakati. Tepatnya hari ini.
Bisa dibayangkan, seperti apa persiapan yang hanya kurun waktu empat hari itu? Terasa tak masuk logika. Namun, jika diyakini maka tak ada yang tidak mungkin terjadi.
Hari-hari yang Mendebarkan
Selasa, 24 Juni 2014. Hari kedua-ku (Setelah Minggu hari keputusan) menunggu kabar dari Abang Heri. Kabar apakah dia sudah mendapatkan surat cuti dari kantor, kabar apakah dia sudah membeli tiket pesawat, dan menunggu kabar kepastian lainnya yang sekiranya dapat menenangkan hati yang sedang gelisah, kepastian jenjang pernikahan.
"Maaf, Abang belum bisa minta izin keluar kantor. Surat keterangan belum pernah menikah dan surat-surat lainnya sedang diurus Nirda!" Jelasnya meyakinkan.
Dengan rasa gemetar, kutanyakan mengenai tiket pesawat. Dan, yang membuat semakin shock, dua hari lagi menjelang pernikahan, tiket pesawat belum didapatkan, surat cuti belum kunjung keluar. Tahulah, rasanya seperti apa? Seperti nano-nano, sungguh rame rasanya hatiku. Gelisah, bahagia, sedih, semua bercampur jadi satu. Aku semakin terpuruk di pojokan kamar, mata berkaca menghadapi hari pernikahan yang tinggal hitungan jari. Apakah akan batal? Aku berserah, berpasrah. Alhamdulillah, orangtua dan keluarganya beserta rombongan telah tiba di Bengkulu. Setidaknya, mengurangi sedikit kegalauanku.
Rabu, 25 Juni 2014. Alhamdulillah, pagi itu Aku mendapat kabar baik jika Abang Heri akan berangkat, karena tiket sudah dibeli semalam dan surat cuti sudah dikeluarkan sebelum ia pulang dari tempat kerjanya. Waktu yang sedikit mendadak, sehingga undangan tidak sempat dicetak, semua keluarga, sanak dan saudara dihubungi melalui smartphone. Memang, baiknya datangi rumah mereka. Namun, karena waktunya yang begitu mepet, semua berjalan begitu saja, di luar rencana. Ya sudah, sederhana saja. Asal sah dimata hukum dan agama.
Lalu, apa semua sudah selesai? Tentu saja belum. Masih ada satu hal yang hampir terlupa, yakni Pak Penghulu. Buru-buru Saya dan Abang Heri menemui ke rumahnya langsung, astagfirullah beliau tidak ada di rumah, pergi memancing. Sempat kecewa, dan pikiran entah kemana. Jika Pak Penghulu buat menikah besok tidak didapatkan, entahlah! Menyerah! Sore harinya, hampir menjelang Maghrib, alhamdulillah beliau ada di rumah. Tanpa panjang lebar, langsung kami utarakan keinginan, memintanya untuk menikahkan kami besok. Beliau hanya tersenyum, heran. "Biasanya, mencari penghulu jauh-jauh hari sebelum rencana akad nikah!" Namun, akhirnya beliau bersedia dengan catatan bisa datang jika akad nikah berlangsung jam 14.00. Kami mengiyakan!
Ending Cerita Hari Pernikahanku
Kamis, 26 Juni 2014. Pagi, keluarga dan tetangga bahu membahu memasak, menyiapkan segala keperluan untuk acara pernikahan. Panggung yang semula tidak masuk dalam rencana, telah berdiri kokoh dibuat bersama warga. Hati tetap gusar, berharap tidak terjadi apapun pada Pak Penghulu. Tamu mulai berdatangan, menunggu waktu yang telah ditentukan. Jam 13.00, Aku diminta untuk bersiap-siap, menggunakan kebaya putih dilengkapi riasan dan jilbab rapi.
Waktu terus berlalu, mempelai pria telah menunggu di Masjid Nurul Hidayah Kandang Mas, Bengkulu. Sebuah masjid yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah orangtuaku. Tidak lama berselang, Pak Penghulu datang. Alhamdulillah. Lalu, Saya dan beserta rombongan pihak keluarga menyusul ke Masjid. Mengikrarkan ijab qabul.
"Saya terima nikahnya Elva Susanti. E binti Erlan Hartanto, dengan mas kawin seperangkat alat sholat beserta Al-quran dan terjemahnya, di bayar tunai!"
"Sah... Sah...!" Jawab tamu yang hadir serentak.
Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Meskipun hati sempat tak karuan menghadapi hitungan hari dengan jari, hari Pernikahan.
Jodoh, balak, maut, dan rezeki sudah diatur oleh-Nya. Kita hanya meminta yang terbaik, menjalaninya dengan lapang hati. Sebab, Dia-lah yang Maha Tahu segalanya. Terkadang, apa yang tidak mungkin terjadi bisa saja terjadi. Pernikahan adalah penyatuan dua hati, dua watak yang berbeda. Tidak mudah memang, namun jika dikembalikan semua pada-Nya, minta pada-Nya, insyaa Allah akan menemukan muara bernama Bahagia. Aamiin.
Kabar Gembira Untuk Calon Pengantin
Nah, buat kalian yang ingin mewujudkan pernikahan impian bersama pasangan, Saya punya info menarik nih, yakni mengenai Gedung Grand Galaxy Convention Hall (GGCH) yang merupakan gedung pernikahan Termewah dan Terbesar di Bekasi, yang mampu menampung hingga 2500 orang. Selain itu, Convention Hall ini juga memiliki desain arsitektur yang unik dimana ketinggian langit-langit mencapai hingga 7 meter, sehingga memberikan kesan suasana elegan dan megah serta interior yang memaksimalkan sistem tata suara.
Grand Galaxy Convention Hall berada di bawah naungan Jakarta Event Enterprise (JEE), sedangkan Ballroom Group & Exhibitor merupakan satu-satunya Convention Hall yang dapat dibagi menjadi 3 mini hall, tentunya dengan berbagai value yang ditawarkan, diantaranya:
- Ballroom mewah dengan harga terjangkau. Dengan fasilitas yang setara hotel bintang 5, GGCH menawarkan harga dan berbagai paket yang dapat menyesuaikan budget kita. a
- Kapasitasesar, yakni dapat menampung hingga 2500 orang
- Strategis Sebab, dapat diakses dari berbagai akses tol terdekat seperti tol dalam kota, JORR, dan becak kayu.
- Fleksibel. Dimana kita (klien) dapat memilih serta menyesuaikan dengan budget dan kebutuhan
- Praktis Dimana semua kebutuhan mendasar acara seperti vendor, serta perangkat acara dari awal persiapan hingga terlaksananya acara telah diakomodir oleh JEE
- Helpful. Yakni dimana setiap klien (kita) yang memakai GGCH, akan dibantu oleh tim JEE di GGCH dari awal persiapan hingga selesainya acara.
"Bikin mupeng! Dimana ya tepat lokasinya dan mahal nggak sih?"
Diantara teman-teman pasti ada yang bertanya seperti itu! FYI! Grand Galaxy Convention Hall ini berlokasi di Grand Galaxy Boulevard no.1 – Bekasi (Grand Galaxy City), dimana Grand Galaxy Convention Hall ini diapit oleh berbagai kemudahan akses tol. Tidak hanya untuk pernikahan saja, Grand Galaxy Convention Hall juga nenjadi pilihan tempat terbaik untuk acara peluncuran produk, pameran, konferensi, konvensi, wisuda atau pertemuan penting lainnya. Menariknya, Pernikahan di Bekasi ini memiliki paket all in one untuk para pengantin dan juga memiliki event rutin yaitu Bekasi Wedding Exhibition.
Bekasi Wedding Exhibition
For Your Information! Bekasi Wedding Exhibition ini telah diselenggarakan dengan sukses sebanyak 6 (enam) kali serta merupakan wadah terbesar dan terbaik bagi lebih dari 60 vendor profesional se-Jabodetabek dalam memberikan penawaran terbaik tentunya dengan kebutuhan calon pengantin, koleksi-koleksi terbaru, serta ide-ide unik pernikahan untuk membantu masyarakat Bekasi dan sekitarnya dalam mewujudkan impian pernikahan yang mereka idamkan.
Nah, berkat animo yang luar biasa dari para vendor dan juga pengunjung inilah dengan bangga Jakarta Event Enterprise akan kembali mempersembahkan 7th Bekasi Wedding Exhibition yang akan diselenggarakan pada 13 - 15 September 2019 ini yang akan diselenggarakan di Grand Galaxy Convention Hall yang merupakan Convention Hall yang prestisius di Bekasi yang dapat menampung hingga 2500 orang tamu undangan. Dan, pada kali ini Tema yang diusung pada 7th BekasiWedding Exhibition kali ini adalah tema “Industrial Wedding”. Bisa deh dimanfaatkan kesempatan ini, sebab ada promonya juga loh!! Dan, #MenikahMudah tentunya dapat terwujudkan.
Buat teman-teman yang masih pengen tahu lebih banyak soal @bekasiweddingexhibition dan @bantunikahan bisa cek di akunnya langsung ya!!
#Bantunikahan
#GrandGalaxyConventionHall
#BekasiWeddingExhibition
#GiveawayPernikahan
#GrandGalaxyPark
***
Pict: Dokumen pribadi, canva, pixabay dan GGCH
Cerita: Berdasarkan pengalaman pribadi.
Noted: Saya dan suami sudah lama kenal sewaktu kuliah dulu, ta'aruf lalu akhirnya memutuskan untuk menikah.
Cerita: Berdasarkan pengalaman pribadi.
Noted: Saya dan suami sudah lama kenal sewaktu kuliah dulu, ta'aruf lalu akhirnya memutuskan untuk menikah.
Walaaahhh beneran cuma dalam beberapa hitungan hari mba? Senangnya acara jadi terasa intim karena cuma keluarga dan kerabat saja yang datang kah?
BalasHapus