Pict. Pixabay |
Kesehatan menjadi sesuatu hal yang sangat penting, tanpa kesehatan siapapun tidak dapat melakukan dengan sempurna segala pekerjaannya. Bahkan, karena tidak sehat itulah seseorang bisa kehilangan nyawa. Hal itulah yang terjadi dengan almarhum bapak beberapa tahun lalu. Bapak terlihat sehat-sehat saja, pergi mengajar seperti biasa. Namun, hari itu membuat kami sekeluarga terkejut.
Bapak yang semula terlihat sehat, mendadak tidak dapat menggerakkan sebagian anggota tubuhnya, sebelah kanan. Saat dirawat di rumah sakit, barulah kami tahu jika Bapak terserang Stroke, akibat darah tinggi. Hingga akhirnya stroke tersebut merenggut nyawa Bapak ðŸ˜.
Pentingnya Cek Tekanan Darah Secara Rutin.
Selama ini, kami sekeluarga tidak pernah mengecek tekanan darah, hingga peristiwa yang menimpa Almarhum Bapak membuat saya, Ibu dan adik-adik menyadari akan pentingnya untuk cek tekanan darah secara rutin. Sebagaimana informasi serupa juga saya dapatkan ketika mengikuti acara seminar pada tanggal 17 Mei yang diselenggarakan oleh Kemenkes RI dengan mengangkat tema “Know Your Number, Kendalikan Tekanan Darahmu dengan CERDIK”, yang mana setiap tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia.Acara #KendalikanTekananDarahmu juga mendatangkan beberapa narasumber, diantaranya:
- dr. Cut Putri Arianie, MHKes, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
- dr. Tunggul Situmorang, Sp.PD-KGH,FINASIM, Perhimpunan Hipertensi Indonesia
- dr. Lusiani, SpPD,K-KV,FINASIM, Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia.
Apa Itu Hipertensi?
Hipertensi disebut juga sebagai the silent killer, sebab sering terjadi tanpa didahului dengan adanya keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui jika dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi kerusakan pada organ.
Berdasarkan data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyebutkan jika biaya pelayanan hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya yakni pada tahun 2016 sebesar 2,8 Triliun Rupiah, pada tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar 3 Triliun Rupiah. Sedangkan berdasarkan riskesdas 2018, prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia lebih atau sama dengan 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.
Dapatkah Hipertensi Dicegah?
FYI! Sebenarnya Hipertensi bisa dicegah, tentunya dengan mengendalikan perilaku yang dapat menimbulkan resiko Hipertensi, serta memulai untuk menerapkan hidup sehat misalnya seperti konsumsi sayur dan buah, konsumsi gula dan garam secukupnya, lakukan aktivitas fisik, hindari stress dan lainnya.
Agar Hipertensi dapat dicegah, tentunya setiap masyarakat hendaklah rutin dan mau melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala.
Selain itu, hendaklah meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku cerdik dan patuh.
Semoga kita dan keluarga sehat selalu!!
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)